A cup of coffee. A book. And a beautiful nature. It is the best combination that we ever have.
Quote ini merupakah penggambaran sempurna dari agrowisata kopi Bali Pulina. Di tengah kepopuleran kopi luwak sebagai varian kopi termahal khas Indonesia, di Ubud Bali, sebagai jantung pariwisata Indonesia, bermunculan banyak tempat agrowisata kopi. Khususnya kopi luwak. Salah satu yang terbilang populer adalah Bali Pulina, yang terletak di daerah Tegallalang, Gianyar, Ubud.
Tiket masuk ke kawasan ini sebesar 100 ribu rupiah. Sudah termasuk voucher untuk satu sajian berisi 8 cangkir kecil varian rasa kopi dan teh, satu cangkir minuman pilihan, dan camilan.
MINI TOUR PROSES PENGOLAHAN BIJI KOPI LUWAK
Setelah melewati pintu gerbang berukir khas Bali di bagian depan, kita akan diantar oleh tour guide untuk menjelajahi area ini. Pengunjung akan mengikuti mini tour yang memperlihatkan bagaimana secangkir kopi luwak dibuat dari biji kopi yang dihasilkan luwak. Kemudian melalui proses sangrai dan penumbukan biji kopi secara tradisional hingga menghasilkan bubuk kopi siap seduh.
Di pemberhentian pertama terdapat dua kandang besar yang berisi luwak. Siang saat saya ke sana, kedua luwak tersebut sedang tidur. Tidak heran, karena luwak yang merupakan salah satu jenis musang, adalah hewan nokturnal atau hewan yang aktif di malam hari.
Di sudut kandang terdapat semangkok biji kopi yang sudah masak sebagai makanan mereka. Dengan model kandang seperti ini, luwak ‘terpaksa’ makan biji kopi yang sudah dipilih oleh manusia, bukan diseleksi oleh luwak sendiri. Di alam bebas, sejatinya luwak yang menyeleksi buah-buahan seperti buah kopi yang telah matang dan berkualitas bagus untuk dimakan. Buah kopi yang dimakan tersebut tidak dicerna dengan sempurna. Buah kopi yang dimakan luwak diproses dalam sistem pencernaannya, namun yang dicerna hanyalah kulit buahnya saja, sedangkan biji kopi dikeluarkan bersama kotoran luwak. Hasil dari ‘pengolahan’ biji kopi berkualitas bagus dalam sistem pencernaan luwak ini yang kemudian dikonsumsi menjadi kopi luwak.
Proses pengolahan di sistem pencernaan luwak ini dapat mengurangi kadar kafein dan kadar asam pada biji kopi yang dimakannya. Sehingga hasilnya adalah kopi yang tidak terlalu asam dan tidak terlalu pahit, jauh lebih bersahabat untuk lambung.
Selesai mini tour, pengunjung akan diarahkan menuju spot terbaik untuk selfie dan wefie di sebuah panggung kayu bernama Kembang Kopi Stage. Panggung yang terbuat dari kayu ini berada di ketinggian, dengan berlatar pemandangan hijau perkebunan kopi yang luas membentang. Latar belakang hamparan hijau perkebunan, kontur tebing yang berundak serta birunya langit Ubud akan menghasilkan komposisi gambar yang cantik.
Di sebelah kanan dan kiri panggung ini terdapat area kafe yang diperuntukan untuk menikmati kopi. Pengunjung akan disajikan satu set minuman yang terdiri dari 10 jenis minuman. Terdiri dari ginger coffee, ginseng coffee, chocolate coffee, pure cocoa, vanilla coffee, coconut coffee, pure Bali coffee, lemon tea, lemongrass tea, dan ginger tea. Dari mencecap setiap rasa minuman ini, kita dipersilakan untuk memesan satu minuman pilihan dalam cangkir yang berukuran lebih besar.
Meneguk secangkir kopi nikmat dengan latar belakang pemandangan alam yang indah, sebuah paduan sempurna bukan?