Hari kedua di Bangkok dilewati dengan temple sightseeing sebagai menu wajib jika mengunjungi Thailand, terutama kawasan Grand Palace. Sebuah kompleks bangunan istana di Bangkok yang dulu berfungsi sebagai kediaman resmi raja Thailand dari abad ke-18. Istana ini mulai dibangun pada tahun 1782 oleh Raja Phutthayotfa Chulalok (Rama I). Ia merupakan pendiri dari Dinasti Chakri yang saat ini penerusnya adalah Raja Vajiralongkorn (Rama X). Raja terakhir Thailand ini merupakan penerus dan anak satu-satunya dari Raja Bhumibol Adulyadej (Rama IX) yang meninggal 2016 lalu. Di setiap sudut Thailand, foto Raja Bhumibol terdapat di mana-mana yang menandakan kecintaan (?) warga Thailand pada rajanya.
Tahun ini masih dalam masa berkabung meninggalnya Raja Thailand Bhumibol Adulyadej di bulan Oktober 2016 yang lalu. Dan di Grand Palace inilah nampak begitu besar kecintaan warga Thailand pada rajanya. Selama setahun penuh dalam masa berkabung, ribuan orang datang tiap hari untuk berdoa di Grand Palace. Ciri khasnya adalah mereka menggunakan pakaian hitam-hitam dan datang dalam rombongan jumlah besar. Meskipun tiap hari ribuan orang Thailand datang, tidak mengganggu antrian turis yang akan berkunjung ke Grand Palace. Ini karena antrian untuk turis dipisahkan dari rombongan ini.
Menuju Grand Palace bisa menggunakan BTS Silom Line, turun di stasiun Saphan Taksin. Dilanjutkan dengan transportasi air Chao Phraya Express Boat melalui Ta Chang Pier. Atau bisa lebih praktis menggunakan taksi atau Grab. Tarif taksi dari daerah Petchaburi ke sini sekitar 120 baht. Antrian untuk turis masuk melalui pintu gerbang utama. Tiket masuk 500 baht, gratis untuk anak dengan tinggi di bawah 120 cm.
Atau bisa mengikuti tur lengkap dengan tour guide yang bisa dibeli melalui link ini.
Persiapkan fisik prima, air minum (tidak ada pedagang asongan di dalam komplek Grand Palace), sedia topi dan kacamata hitam. Cuaca Bangkok kalau sedang panas, betul-betul terik yang menyengat. Terlebih di dalam komplek Grand Palace jarang ditemui tempat duduk dan pohon rindang untuk berteduh. Kebanyakan pohon yang ada adalah pohon teratai. Kalau mau, bisa sih berteduh di bawah teratai…
GRAND PALACE
Masuk ke area Grand Palace akan disambut oleh dua patung raksasa. Patung ini menggambarkan demon guardian, yaksha, yang diambil dari kisah Ramayana. Satu sosok berwajah hijau adalah Ravana (Tosakanth), sedangkan di sebelahnya yang berwajah putih adalah Sahassadeja.
Komplek Grand Palace seluas lebih dari 200 ribu meter persegi, dengan bangunan utama adalah Temple of Emerald Budha (Wat Phra Kaew). Kuil ini memiliki eksterior yang sangat mencolok dengan detail desain yang sangat kompleks. Eksteriornya dihiasi mozaik ribuan potongan keramik kecil dalam berbagai warna. Sedangkan persis di dinding sebelah luar kuil terdapat puluhan patung burung garuda berwarna emas yang sedang memegang ular di tangan kanan kirinya.
Di dalam kuil ini tersimpan patung Emerald Budha. Yaitu sebuah patung Budha kuno dari batu giok yang sedang dalam posisi duduk bersila. Patung ini dipercaya berasal dari tahun 1400-an, dan kabarnya patung ini dipakaikan tiga pakaian emas yang berbeda di musim panas, hujan dan musim dingin.
Selayaknya kuil sebagai tempat ibadah, kuil ini juga digunakan untuk beribadah oleh masyarakat beragama Budha. Jadi perhatikan larangan yang berlaku di sini, seperti tidak boleh mengambil foto dan video di dalam ruangan kuil. Dan juga berpakaian sopan (tutup dengan kain untuk yang mengenakan hot pants ^_^ persis seperti saat kita mengunjungi pura di Bali). Serta jaga sikap jangan terlalu pecicilan karena banyak orang yang beribadah di sini.
[…] berbagai kuil di Bangkok adalah melalui Chao Phraya ini. Sebagian besar kuil di Bangkok, seperti Grand Palace, Wat Arun dan Wat Pho terletak di tepi sungai ini, sehingga memudahkan akses jika menggunakan […]
[…] berbagai kuil di Bangkok adalah melalui Chao Phraya ini. Sebagian besar kuil di Bangkok, seperti Grand Palace, Wat Arun dan Wat Pho terletak di tepi sungai ini, sehingga memudahkan akses jika menggunakan […]