Dulu saya mengenal daerah Batu – Malang, hanya sekedar wisata di daerah dingin sekelas dengan Puncak. Tidak lebih. Tapi baru-baru ini pandangan saya berubah 180 derajat. Pembangunan kota yang cukup signifikan, dan branding kota menjadi “Kota Wisata Batu”, serta penambahan banyak destinasi wisata baru di daerah ini dalam 10 tahun terakhir telah menjadikan Batu menjadi salah satu daerah wisata favorit saya.
Keinginan berkunjung ke Batu akhirnya tercapai beberapa hari yang lalu. Menuju Batu bisa ditempuh melalui Malang atau Surabaya. Dari kota Malang, perjalanan ke sini hanya sekitar 30 menit. Sedangkan dari Surabaya, butuh waktu sekitar 2 – 3 jam. Tetapi memang pilihan penerbangan yang melalui Bandara Abdul Rahman Saleh, Malang, sangat terbatas dibanding jika melalui Bandara Juanda, Surabaya. Bandara Abdul Rahman Saleh sejatinya merupakan pangkalan militer Angkatan Udara TNI. Oleh karenanya tidak heran ketika tempat ini dikondisikan menjadi bandar udara komersial, auranya seperti terminal bis saja. Ini menjadi tantangan bagi pemerintah daerah setempat agar akses menuju kota ini lebih mudah…
Karena pilihan alternatif penerbangan ini, saat menuju Batu kemarin, saya dan keluarga mengambil penerbangan via Surabaya. Dari Surabaya ke arah Malang atau Batu, ada beberapa alternatif transportasi. Bisa menggunakan angkutan umum seperti minibus yang berangkat dari terminal, atau menggunakan travel yang antar-jemput sampai tujuan. Untungnya saya mendapat agen travel yang bagus. Menggunakan armada Avanza atau APV, maksimal penumpang yang diangkut hanya 4 orang saja. Jika berminat nomor kontaknya, bisa japri ke saya, kalau ditampilkan di sini, nanti bisa dibilang iklan ๐
Tujuan utama adalah Jawa Timur Park, biasa dikenal dengan Jatim Park. yang terdiri dari dua kawasan yang terpisah : Jawa Timur (Jatim) Park 1 dan Jawa Timur (Jatim) Parkย 2. Bersama dengan Batu Night Spectacular (BNS), tiga destinasi wisata di Batu ini menjadi trio andalan pariwisata daerah ini.
Karena menyandang nama “Jawa Timur” awalnya saya pikir ini merupakan kawasan wisata yang dibangun oleh pemerintah provinsi Jatim. Ternyata saya salah. Kawasan wisata ini dibangun oleh seorang pengusaha swasta kelahiran Malang, bernama Paul Sastro. Usahanya yang telah menggurita di kota Malang, akhirnya berujung pada pembangunan landmark baru di Batu ini. Bahkan karena melihat kesuksesan tempat wisata ini, menarik minat pemerintah daerah lain untuk bekerja sama dengan Pak Sastro. Dan kemudian lahirlah kompleks wisata moncer baru lainnya bernama Wisata Bahari Lamongan di Lamongan, Jawa Timur. Kolaborasi antara pemerintah kota Batu dan Lamongan dengan pengusaha seperti inilah yang diidam-idamkan karena dapat menciptakan kawasan pariwisata baru yang menghidupkan ekonomi lokal.
Jatim Park 1 berdiri 10 tahun yang lalu dengan mengusung konsep “Taman Belajar dan Rekreasi”. Tiket masuknya saat ini 50ribu rupiah untuk weekend dan 40ribu rupiah untuk weekday. Memasuki pintu gerbang nampak dua patung sapi dan sebuah gong berukuran raksasa. Gong ini disebut-sebut sebagai gong terbesar kedua di Indonesia (jangan tanyakan gong yang terbesar pertama di mana ya…), dan pengunjung disarankan untuk memukul gong ini sebagai awal memasuki area Jatim Park serta untuk tanda keberuntungan (katanya, lho… :)).
Jatim Park 1 terdiri dari puluhan wahana pembelajaran seperti Galeri Nusantara yang terdiri dari anjungan rumah dan pakaian adat beberapa provinsi di Indonesia, Taman Fisika, Taman Kimia, Taman Biologi, Taman Agro, Burung, Ikan, hingga Taman Sejarah. Di sini juga terdapat puluhan wahana rekreasi anak-anak seperti jet coaster, gokart, atau mini jet. Kalau bisa dibilang, tempat wisata ini layaknya versi mini dari TMII dan Dunia Fantasi di Jakarta.
Salah satu spot yang sangat menarik adalah Taman Sejarah. Di sini ditampilkan diorama dalam bentuk miniatur untuk berbagai bangunan serta adegan masa silam. Misalnya terdapat miniatur aneka candi dan bangunan yang berdiri di Indonesia. Ada juga diorama aktivitas manusia purba di jaman pra sejarah hingga aktivitas masyarakat di masa perang kemerdekaan. Diorama dan miniatur ini ditempatkan dalam areal taman terbuka yang teduh sehingga sangat menyenangkan untuk mengelilingi taman dan menyaksikan bermacam-macam adegan masa silam dalam wujud mini ini.
Hebatnya lagi, di Jatim Park ini juga terdapat arena waterboom yang cukup luas dengan view di salah satu sisi patung Ken Arok yang memegang sebilah keris. Ken Arok sendiri adalah raja pendiri Kerajaan Singasari, yang lokasinya sekarang diperkirakan berada di daerah Singosari, Malang. Bermain di waterboom ini sekaligus mengingatkan kita dan generasi penerus tentang sejarah bangsa, dengan pernah berdirinya suatu kerajaan di tanah Malang yang menjadi cikal bakal kerajaan besar, Majapahit.
Berkeliling dalam seluruh areal Jatim Park rasanya tidak cukup dihabiskan dalam satu hari. Begitu banyak wahana yang menarik untuk dijelajahi. Dan menurut promosinya, setiap tahun paling tidak ada 2 wahana baru yang akan didirikan.
Baca berikutnya : Spektakuler-nya Jawa Timur Park 2 [2/2]
Laporan menarik tentang wisata jatim. Terima kasih sudah menuliskannya Mas, sekarang jadi tahu persis tempat yg bakal dikunjungi kalau nanti kesana
Thanks, Mbak…
Ditunggu artikel lanjutannya tentang Jatim Park 2 ๐
[…] Baca sebelumnya : “Jawa Timur Park, perpaduan Dufan + TMII ala Batu Malang [1/2]“ […]
[…] Responses to โJawa Timur Park, perpaduan Dufan + TMII ala Batu Malang [1/2]โ Download Jawa Timur Park, perpaduan Dufan + TMII ala Batu Malang [1 … | […]