Sekitar dua tahun terakhir ini, wisata ke Jepang semakin populer di Indonesia. Di samping karena gencarnya promosi jalan-jalan ke Jepang di televisi swasta (misalnya channel Waku-Waku atau program Kokoronotomo di Metro TV), juga didukung dengan populernya grup JKT48 sebagai sister group AKB48.
Nah, ada rencana untuk liburan ke Jepang dalam waktu dekat? Tidak perlu menggunakan tour guide karena menjelajah Jepang bisa dilakukan sendiri sesuai rencana perjalanan yang bisa disusun sesuka kita. Berikut tips liburan ke Jepang supaya bisa tetap nyaman tapi juga hemat biaya.
Persiapan berangkat
1. Visa
Untuk yang memiliki paspor elektronik (e-paspor), saat ini sudah bebas visa. Tapi untuk yang masih menggunakan paspor biasa, masih harus mengurus visa ke Kedutaan Jepang. Asal kita sudah menyiapkan syarat-syarat lengkap seperti di situs Kedutaan Jepang, tidak perlu khawatir, permohonan visa kita hampir pasti disetujui. Siapkan waktu 4 hari kerja untuk pengurusan visa dari penyerahan dokumen hingga penerbitan visa. Biaya visa single entry sebesar 330 ribu rupiah.
2. Tiket pesawat
Harga tiket PP Jakarta – Jepang rata-rata berkisar antara 4 – 7 juta rupiah. Perjalanan Jakarta ke Jepang membutuhkan waktu 9 – 10 jam, di luar waktu transit. Dan jangan lupa ada perbedaan waktu antara Jakarta dan Jepang yaitu waktu Jepang 2 jam lebih awal.
Harga tiket sangat bergantung pada kelas maskapai yang kita pilih (budget airline seperti Air Asia atau full service airline seperti Garuda Indonesia dan Cathay Pacific). Saya menggunakan full service airline dengan pertimbangan ketersediaan hiburan lengkap di dalam pesawat (kalau tidak bisa tidur, penerbangan sepanjang itu bisa merampungkan 3 – 4 film lho), termasuk layanan makanan dan minuman di dalam pesawat, free bagasi hingga lebih dari 20 kg (pulang dari Jepang pasti membawa oleh-oleh yang bejibun banyaknya…), dan waktu transit yang tidak terlalu lama sekitar 2 – 3 jam di Hong Kong.
3. Tempat tinggal
Komponen biaya besar berikutnya setelah tiket pesawat adalah tempat tinggal. Mencari hotel yang nyaman dengan harga di bawah 1 juta rupiah di Tokyo bisa dikatakan mustahil apalagi jika kita pergi sambil membawa anak-anak. Karena dengan harga sebesar itu, pilihan yang ada adalah hostel atau backpacker hotel yang mensyaratkan room sharing atau bathroom sharing. Tapi kalau pergi tanpa keluarga, masih bisa dipertimbangkan untuk menginap di hostel.
Alternatif terbaik adalah melalui AirBnB untuk mencari rumah atau apartemen yang disewakan. Selama di Jepang (Tokyo dan Osaka) saya selalu menggunakan AirBnB untuk mencari apartemen yang disewakan harian. Jika jeli memilih, kita bisa mendapatkan apartemen yang cukup luas dan berisi 4 kasur atau lebih. Sedangkan untuk urusan kebersihan, apartemen di Jepang relatif bersih dan terawat baik. Saran saya, cari apartemen yang terpisah dari pemiliknya supaya kita bisa memiliki privasi dan puas menikmati fasilitas apartemen tersebut.
Hari pertama di Tokyo, saya mendapat apartemen yang sharing tempat tinggal dengan pemiliknya. Walaupun ini bisa jadi kesempatan untuk bersosialisasi, tapi berhubung pemiliknya tidak terlalu fasih bahasa Inggris akhirnya kami jadi sungkan dan rikuh sendiri untuk memulai pembicaran…
4. Transportasi lokal
Semua sepakat kalau sistem transportasi publik di Jepang adalah termasuk yang terbaik di dunia. Dan rasanya tidak perlu menggunakan mobil pribadi atau taksi jika ke tujuan manapun bisa ditempuh dengan kereta. Pertama kali melihat peta jaringan kereta di Jepang saya langsung berkunang-kunang membaca dan memahaminya karena jaringan keretanya begitu kompleks serta terdiri dari beberapa operator sesuai rute yang dioperasikan. Tapi tidak usah khawatir, toh anda tidak harus menghapal seluruh nama stasiun dan rutenya. Hapalkan saja nama stasiun terdekat dengan tempat tinggal dan nama stasiun dekat tujuan wisata yang akan dikunjungi, selanjutnya serahkan pada hyperdia untuk menampilkan alternatif rute dan waktu keberangkatan.
Untuk kenyamanan, direkomendasikan beli JR Pass sebelum berangkat. JR Pass ini adalah satu kartu sakti yang bisa digunakan untuk naik seluruh jaringan kereta dalam kota (MRT) dan antar kota (shinkasen) yang dioperasikan oleh Japan Railways (JR). JR Pass hanya boleh dibeli oleh turis asing dan berlaku selama minimal 7 hari. Kalau rencana perjalanan kita berpindah-pindah antar kota (misal di tiga kota utama Jepang, Tokyo, Kyoto, Osaka), JR Pass sangat bermanfaat karena bisa bebas naik MRT ke tujuan mana saja dan naik shinkasen ke kota mana saja asal dioperasikan oleh JR.
Pembelian JR Pass di Jakarta bisa melalui Klook. Di sini kita bisa memilih JR Pass berdasarkan region dan periode penggunaan. Contohnya jika mobilitas di Jepang di dalam kota Tokyo, Osaka serta membutuhkan naik Shinkasen Tokyo menuju Osaka dan sebaliknya, dapat menggunakan JR Hokuriku Arch Pass 7 hari seperti di link ini. Sekedar ilustrasi, biaya satu kali perjalanan tanpa JR Pass menggunakan Shinkasen dari Tokyo ke Osaka adalah sekitar 14 ribu yen, yang ditempuh selama 3 jam 40 menit.
5. Akses internet
Akses internet merupakan salah satu senjata penting untuk menjelajah Jepang. Seperti ditulis di atas, minimal untuk mengetahui rute dan waktu keberangkatan kereta, kita perlu akses ke hyperdia secara rutin.
Dan urusan ini dimudahkan dengan adanya rental Pocket WiFi berbasis jaringan LTE yang bisa digunakan di Jepang sesuai lama waktu perjalanan kita. Saya menyarankan untuk menyewa Pocket WiFi dari Indonesia sebelum keberangkatan, agar begitu sampai Jepang tidak dipusingkan mencari akses internet, meskipun ada opsi untuk menggunakan international data roaming atau mencari akses WiFi gratisan. Saya menyewa Pocket WiFi di sini.
Rental Pocket WiFi juga tidak mahal-mahal amat, kok. Untuk 8 hari sewa, hanya diperlukan ongkos sebesar 500 ribu rupiah saja sudah mendapat kuota internet 4G sebesar 7 Gb.
6. Tiket wisata
Tujuan favorit ke Jepang biasanya Disney Land, Disney Sea, Sanrio Puroland atau Universal Studio. Nah, semua tempat ini tentunya membutuhkan tiket masuk yang lumayan tinggi harganya. Coba lakukan perbandingan pembelian tiket secara online di website resmi mereka dengan pembelian melalui travel agent di Indonesia atau favorit saya, Klook ^_^
Tiket 1 Day Pass Disney Land atau Disney Sea Tokyo, sekitar 900 ribu rupiah
Tiket Sanrio Puroland Tokyo, sekitar 240 ribu rupiah
Tiket 1 Day Pass Universal Studio Osaka, sekitar 640 ribu rupiah
Selain harganya lebih murah, keuntungan membeli tiket secara online adalah kita bisa langsung ke petugas jaga tanpa harus mengantri beli tiket di pintu masuk.
7. Pengumpulan Informasi
Sekarang saatnya mengumpulkan seluruh informasi mengenai itinerary, tempat tujuan wisata, rute-rute dan segala hal yang terkait dengan Jepang. Favorit saya adalah situs japan-guide.com. Di situs ini hampir seluruh informasi mengenai tempat wisata di Jepang bisa kita peroleh dan mencakup banyak kota di Jepang. Struktur informasinya dibagi berdasarkan kota sehingga lebih memudahkan bagi kita untuk menyusun rencana perjalanan. Misal kita pilih Tokyo, akan muncul seluruh destinasi wisata yang ada di sana dan selanjutnya tinggal kita pilih destinasi yang memungkinkan untuk didatangi.
Di Jepang
1. Uang Yen
Tidak usah khawatir masalah penukaran uang Yen. Favorit saya untuk menarik uang di Jepang adalah melalui ATM 7 Bank yang banyak tersedia di penjuru Jepang terutama di store Seven Eleven, karena ATM ini masuk dalam jaringan gerainya. Uniknya, ATM ini memilki beragam menu dalam bahasa asing, salah satunya Bahasa Indonesia. Jadi tidak perlu khawatir kesulitan memahami langkah-langkah saat menggunakan ATM tersebut.
Biaya untuk sekali penarikan uang tunai adalah 20 ribu rupiah dan dikenakan konversi sesuai dengan kurs harian.
2. Makanan
Biaya hidup di Jepang terkenal mahal, termasuk makanannya. Yak, itu memang betul. Tapi itu juga tergantung apa yang kita makan dan di mana tempatnya. Untuk mencari makanan berbudget rendah, bisa membeli makanan di convenience store. Ada banyak pilihan dari onigiri (nasi kepal berisi daging atau ikan) seharga 60 yen hingga paket bowl rice sudah lengkap dengan lauk dan sayurnya seharga 150 yen. Semuanya memiliki rasa yang sesuai dengan lidah Indonesia dan yang jelas berbasis nasi, tepat untuk kita yang serasa belum makan kalau belum mengunyah nasi, hahaha…
Sedangkan untuk makanan lain, jangan lewatkan untuk mencoba makanan khas Jepang yang selama ini sudah kita kenal seperti tempura, udon, ramen atau takoyaki.
3. Bahasa
Faktor bahasa merupakan salah satu kendala utama saat jalan-jalan ke Jepang. Jarang ditemui warga Jepang yang fasih berbahasa Indonesia (hm ya iyalah!). Boro-boro Bahasa Indonesia, menemui warga Jepang yang bisa berbahasa Inggris saja sulit. Walaupun untungnya di beberapa tourist spot dan information center disediakan petugas yang siap berbahasa Inggris.
Jadi siap-siap untuk sering menggunakan bahasa isyarat dan ada baiknya untuk menghapal beberapa kosa kata Jepang untuk percakapan sederhana.
Itulah beberapa tips liburan ke Jepang yang bisa disusun dalam posting kali ini. Selamat berlibur!
[…] di Narita atau Haneda Airport? Saat akan membeli tiket pesawat untuk liburan ke Jepang (baca Tips liburan ke Jepang), kegalauan ini juga datang… Haneda Airport terletak di pusat kota, hanya berjarak 17 km dari […]
Kenapa jepang?
Apanya yg kenapa Jepang, gan? Udah ditulis di atas, gan.. Hehehe.
…Sekitar dua tahun terakhir ini, wisata ke Jepang semakin populer di Indonesia. Di samping karena gencarnya promosi jalan-jalan ke Jepang di televisi swasta (misalnya channel Waku-Waku atau program Kokoronotomo di Metro TV), juga didukung dengan populernya grup JKT48 sebagai sister group AKB48…
Nice info thanks